[Ulasan Buku] Divisi Wanita Ikhwanul Muslimin

Buku ini saya pinjam dari Murabbiyah saya. Buku ini saya niatkan sebagai satu dari sekian pengetahuan yang saya perlukan untuk membuat sebuah tulisan bertujuan spesifik. Sayangnya, sampai saat ini tulisan itu belum saya selesaikan.

Persis judul yang saya sertakan diatas, buku ini ditulis dan bersumber dari divisi wanita IM yang dituliskan oleh tokoh generasi awal IM, Mahmud Muhammad Al-Jauhari. Di Indonesia, buku ini diterbitkan di awal tahun 2001 dan sepertinya buku ini menggambarkan muslimah yang bergelut di masa awal pergerakan IM.

Terdiri dari empat bagian, buku ini menceritakan mulai dari sejarah pendirian divisi wanita di tubuh IM hingga sejarah kepentingan dari divisi ini. Di bagian selanjutnya, yakni bagian kedua dan ketiga, memaparkan tulisan yang bersifat materi yakni kewajiban muslimah dan manhaj pembinaan muslimah. Di bagian penghujung, buku ini menuturkan kisah-kisah perjuangan yang dialami oleh muslimah-muslimah aktivis IM.

Membaca bagian awal buku ini, terasa agak membosankan. Yang disajikan adalah tinjauan sejarah IM dan divisi wanita IM. Karena mungkin kita pernah menikmati tinjauan sejarah tersebut di buku-buku berideologi IM yang lain. Tapi beranjak ke bagian selanjutnya, materi yang disajikan adalah kebutuhan bagi muslimah dalam pembentukan diri, sehingga sedikit rasa membosankan tadi terkikis.

Ya, poin-poin penting bagi pengembangan diri Muslimah bisa diambil dari bagian kedua dan bagian ketiga buku ini. Terkesan konseptual tapi tidak meninggalkan kepentingan teknis dari membentuk muslimah aktivis. Bagian penghujung memang seperti melengkapi dengan kisah-kisah muslimah yang inspiratif. Disini letak kisah keteladanan juga mengambil peran dalam membentuk muslimah aktivis.

Buku ini pas menjadi bekal untuk muslimah yang hendak dan telah aktif dalam aktivitas dakwah. Terkandung didalamnya kewajiban dan materi-materi prosedural yang memuluskan ikhtiar perjuangan dakwah muslimah.

 

Author: Faraziyya

Ordinary. Nothing Extra.

2 thoughts on “[Ulasan Buku] Divisi Wanita Ikhwanul Muslimin”

  1. Hmm… sejarah harakah sebetulnya penuh “api”, tapi bisa jadi karena sudah diterjemahkan menjadi “membosankan”. Sayang buku ini sekarang agak jarang ditemui, beruntunglah yang sudah membacanya. Salam kenal ya Mba, ditunggu kunjungan baliknya ke blog saya 🙂

    Like

Leave a comment