Welcoming December

 

Desember dataang! big-eye-onion-head-emoticon

 

Artinya cuma tinggal 1 bulan untuk ngabisin target baca buku a.k.a GR reading challenge yang tinggal 17 buku lagi #lalupingsan dying-onion-head-emoticon

By the way, saya sendiri antara sedih dan gembira sih menyambut bulan Desember ini. Alhamdulillah, Allah kasih kesibukan yang bermanfaat, pekerjaan yang juga meng-upgrade diri dalam banyak hal hingga nikmat-nikmat lain yang daftarnya akan panjang banget kalau disebutkan di sini. Dalam hal keseharian, I aim to strive. Baca lebih banyak lagi, belajar lebih banyak lagi, bersyukur lebih banyak lagi. Dan kalau balik ke kehidupan personal, saya berharap banget bisa memaksimalkan akhir tahun ini untuk bisa lebih siap menyambut tahun 2017.

Last but not least, ini buku yang sedang saya mulai baca:

img_20161201_150238_hdr

Ada yang sedang baca Hujan Matahari juga? 🙂

 

#181 Aksara Amananunna

IMG_20150514_000544

12 manusia
12 zaman
12 cerita
Semua berusaha menghadapi sesuatu yang lebih besar dari diri mereka.

Amananunna di zaman Sumeria harus merasakan pahitnya karma. Tokoh ‘aku’ di zaman modern berusaha lari dari sistem komunitas sadomasokis yang bagai apel terlarang. Kevalier d’Orange di Prancis abad pertengahan mencoba berkompromi pada sistem masyarakat dan keadaan dirinya. Seorang pemuda di Ginekopolis, suatu negeri di tahun 8475, diculik dan dipaksa melawan takdir. Ada juga kisah seorang gadis remaja yang terpaksa menyamar jadi laki-laki karena keadaan, mengikuti lika-liku nasib, dan akhirnya terempas dalam situasi tak terduga

 

Ngga bisa lebih setuju lagi dengan review-nya Selvi tentang buku kumpulan cerpen ini. Ya bagus, ya mengeksplor banyak hal, ya sangat pantas bertengger di 10 besar Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2014 lalu. Dan membaca review-review lain yang bisa sangat mengupas buku ini, saya jadi minder duluan malah sempat mau mengurungkan niat untuk memposting review ini.

Dua belas cerita dengan dua belas karakter dengan 12 latar waktu serta tempat yang sama sekali berbeda, kesemuanya dipulas dengan lihai oleh Rio Johan. Dibuka dengan sebuah cerpen berjudul Undang-Undang Antibunuhdiri -bahkan judulnya saja sangat menarik! Tentang seorang Perdana Menteri yang kalang kabut akibat angka bunuh diri yang sangat tinggi di negeranya, macam wabah menular saja! Lalu, Rio berkisah tentang seorang laki-laki tampan yang terjerumus ke dalam sebuah Komunitas yang memfasilitasi eksplorasi aktivitas seksual di luar. Lalu, cerpen berikutnya memiliki judul yang menjadi judul utama penghimpun 12 cerita yakni Aksara Amananunna. Yang berkisah tentang amananunna yang berusaha menanamkan dan menyuburkan sebuah bahasa baru dan bermaksud membangun generasi.

Itu baru tiga cerita pertama, selebihnya kalian bisa menikmati cerita yang mengeksplor tema gender di cerita yang berjudul Kevalier D’Orange dan Ginekopolis (cerpen ini mengingkatkan saya akan sebuah tempat yang disebutkan dalam komik Saga meski tempat itu lebih tentang prostitusi sedangkan cerpen ini bukan). Dan pada cerpen-cerpen yang mengekplor hal-hal yang berbau seksual, keterbukaan Rio sangat terasa. Narasinya vulgar dan erotis. Apalagi di cerpen (panjang) yang diurutkan menjadi penutup dalam buku ini, saya sampai mual. Judulnya Susanna, Susanna yang mengeksplor tema gender sekaligus seks dan praktek homoseksual di latar tempat negeri Barat di abad 18 -di mana saat itu perilaku homoseksual mengundang hukuman yang tidak manusiawi. Meski itu saya merasa mual lebih secara subjektif, tidak kuat dengan cerita semacam itu, namun saya akui narasinya tetap saja bagus.

Tapi Rio yang lihai berkisah dan ceritanya berselera sastra ini juga mampu menghadirkan cerita yang sangat kontemporer seperti Tidak Ada Air untuk Mikhail atau kisah tragis dalam Riwayat Benjamin yang alih-alih absurd justru mengangkat ironi yang berusaha menarik empati. Ahh, bagaimana ini? Saya tidak punya favorit dalam buku kumcer ini karena semua cerpennya unggul.

Dan biarkan saya mengakhir postingan ini dengan menyimpulkan bahwa buku kumpulan cerpen ini adalah debut yang bagus. Semoga Rio Johan mampu melanjutkan kejeniusannya dalam memintal aksara di karya-karya selanjutnya.

Sudah baca Aksara Amanunna? Bagaimana menurutmu?

Wishful Wednesday #65

Hi, Wednesday! Hello, you! 🙂 Saya melewatkan beberapa minggu untuk Wishful Wednesday. Lebih karena sengaja, karena saya sedang tidak banyak punya wishlist. ^^/ Tapi minggu ini saya ngga mau ketinggalan, ada satu buku -kumpulan cerpen, yang memikat saya untuk memilikinya. Apalagi setelah baca review yang sangat bagus dari dek Elysa di sini.

“Kalian orang-orang tolol yang percaya kepada mimpi.” Mimpi itu memberitahunya bahwa ia akan memperoleh seorang kekasih. Dalam mimpinya, si kekasih tinggal di kota kecil bernama Pangandaran. Setiap sore, lelaki yang akan menjadi kekasihnya sering berlari di sepanjang pantai ditemani seekor anjing kampung. Ia bisa melihat dadanya yang telanjang, gelap dan basah oleh keringat, berkilauan memantulkan cahaya matahari. Setiap kali ia terbangun dari mimpi itu, ia selalu tersenyum. Jelas ia sudah jatuh cinta kepada lelaki itu.


Saya memang belum pernah baca buku-buku dari Eka Kurniawan. Tapi saya bisa menduga bahwa karyanya akan tergolong ke dalam sastra Indonesia yang biasanya sarat dengan penulisan yang lihai dan tema cerita yang tidak biasa (atau bahkan biasa namun dieksplor dengan istimewa sehingga hasilnya biasanya remarkable). Saya sudah sering melihat review buku-bukunya di blog orang lain, namun sampai saat ini belum pernah memutuskan untuk mencobanya sampai kemarin saya melihat review dari Elysa yang saya singgung di atas. Mungkin sudah saatnya saya ‘berkenalan’ dengan Eka Kurniawan. Semoga saya segera berjodoh dengan kumcernya ini. Aamiin.


  • wishful-wednesdaySilakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

#177 Kata Kota Kita

IMG_20150405_095945

Yang menyatukan kumpulan cerpen Kata Kota Kita justru adalah perbedaan latar kota. Seolah mengajak kita berjalan-jalan ke berbagai tempat dengan kisah-kisah yang berbeda. Setidaknya ada 14 kota yang akan kita kunjungi bersama dengan 17 cerita yang ada. Buat saya sendiri, ceritanya mulai menarik lepas cerita ke-empat (cerpen-cerpen diurutkan berdasarkan alfabet nama penulisnya).

Berikut adalah Kata Kota yang saya sukai,

New Orleans, Let Good Times Role karya Emha Eff. No offense tapi baru saat saya sampai di cerpen ini saya antusias dan mengekspektasi cerpen-cerpen selanjutnya. Berlatar french quarter New Orleans dan berusaha menyerasikan latar waktunya dengan perayaan Mardi Gras, menurut saya penulis berhasil mengangkat karakter internasional dengan narasi yang rasanya macam ditulis penulis luar saja. Cerpennya ringan dan pesannya terbaca, meski saat saya melihat bio penulis, saya rasa penulis menitipkan sebagian ‘dirinya’ yang menyukai superhero ke dalam karakter utamanya; Maddie.

New York, Sparks karya Emilya Kusnaidi. Adalah sebuah cerpen romens yang manis. Latar New York yang gemerlap dan metropolitan, membuat cerpen ini punya rasa chick-lit.

Semarang, Mamon, Cintaku Padamu karya Idawati Zhang. Not until later pembaca akan tahu apa arti dari Mamon. Cerpen Idawati Zhang ini ditulis dengan bagus, saya diseret ke dalam drama kehidupan seorang ibu yang bertakdir dengan kemalangan yang mengeraskan hatinya hingga ia melakukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan para ibu dalam kisah Grimm bersaudara.

Strausbourg, Frau Troffea karya Lily Marlina. Adalah artsy short-story, memadu kisah misteri dengan memasang karakter yang memiliki kemampuan indigo dan sebuah lukisan berkekuatan magis. Menurut saya, Frau Troffea ini adalah cerpen paling intens.

Bandung, Di Balik Tirai Rindu karya Rizky Novianty. Adalah cerpen romens yang sedih, sedikit heart-breaking. Kehidupan rumah-tangga yang mesti berjalan dalam bayang ibu mertua yang mengendalikan suami dari karakter utama lebih dari batas kewajaran. Sampai ketika sang suami kembali, justru hanya untuk berpisah.

Ankara, Ankara Di Bawah Purnama karya Tsaki Daruchi. Adalah sebuah kisah yang membuat ngilu. Secara pribadi, buat saya purnama adalah momen yang paling ditunggu. Keindahan purnama selalu meneduhkan apapun gejolak yang terjadi dalam hati saya. Kini, cerpen ini mematahkannya, purnama yang adalah sebuah panorama laik untuk dinikmati, ternyata bagi sebagian orang lain adalah pemantik pilu. Well, cerpen yang, surprising.

Banjarnegara, Amerta karya Yulikha Elvitri. Sampai di cerpen terakhir ini, saya mendapati bahwa di samping romens, beberapa kontributor dalam kumcer ini memilih membuat kisah thriller. Cerpen ini adalah yang paling rapi dalam case-building. Elemen surprise-nya dapet banget. Well done.

Selain dari cerpen-cerpen yang saya sebutkan, kalian bisa menikmati cerpen romens yang sendu, cerpen yang bertema LGBT bahkan cerpen yang mengambil sudut pandang sang kota sebagai sudut pandang orang ketiga, membuat seolah kota-nya yang bernarasi dan mengontrol cerita. Menarik, bukan?

Selamat membaca! 🙂


Informasi buku:

Title: Kata Kota Kita: Kumpulan Cerpen Gramedia Writing Project
Author: 17 Penulis Gramedia Writing Project Batch 1
Release Date: April 2nd, 2015
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Format: paperback
Page Count: 272 pages
Genre: Indonesian Lit, Contemporary, Thriller, Romance.

#142 Rindu Tanah Jeruk: Palestina!

credit: erlangga.co.id

 

Judul: Rindu Tanah Jeruk: Palestina! | Author: M. Thoha Anwar | Page Count: 125 hlm | Publisher: Emir (divisi Erlangga) | Release Date: 2014 | Source: from the publisher, in exchange for honest review | You can get it, here |


Buku ini merupakan kumpulan cerpen, terdiri dari 18 cerita bernafaskan Islam. Cerpen unggulan yang sekaligus judulnya dipakai untuk mengikat ke-18 cerita yang ada adalah kisah tentang Pramono dan seorang gadis Palestina bernama Hala.

Hala, gadis yang besar dengan menyaksikan kehilangan demi kehilangan, rindu untuk kembali ke tanah kelahirannya. Dan hal itu tidak bisa terwujud jika ia menerima ajakan Pram untuk tinggal bersamanya di Indonesia. Maka kisah cinta yang tumbuh di antara keduanya mesti kandas karena jalan perjuangan yang berbeda.

Pram merasa kehilangan, merindukan sosok Hala untuk kembali dalam kesehariannya. Namun Pram sangat tahu bahwa Hala, meski lembut hatinya, adalah gadis yang keras dalam memperjuangkan kemerdekaan untuk tanahnya. Tak ada yang bisa Pram perbuat ketika Hala, tak hanya menjemput kerinduannya tapi juga akhirnya membesarkan nama Tuhannya dengan aksi jihadnya melawan zionis.

Selama bumi Palestina masih bergolak dengan perjuangan jihad melawan zionis, kisah heroik akan terus mengharum dan terdengar hingga ke telinga kita, saudara seiman mereka. Selama itu pula, kita akan cemburu, dengan keberanian dan kukuhnya iman mereka. Cerpen ini pun, ditulis penulis untuk mengingatkan kita kembali akan perjuangan rakyat Palestina yang belum juga selesai.

Continue reading “#142 Rindu Tanah Jeruk: Palestina!”