#169 Pelangi Musim Semi

IMG_20150313_095953Omar adalah mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah pascasarjana di Universitas Harvard. Ia memiliki segalanya, prestasi dan prestise: orangtua sukses, calon istri yang sempurna dan jaminan kehidupan mapan di depan mata. Namun, jauh di lubuk hati, ia merasa hampa, seolah masih ada sesuatu yang ia cari, tapi belum ia temukan. Dalam pencarian itu, ia bertemu Anais, seorang gadis yang berbeda keyakinan dengannya.

Ketika tatap mereka tak sengaja bertaut, di tengah keheningan Taman Boulevard, hatinya retas. Untuk kali pertama, Omar merasakan cinta. Pun, ketika kisah keduanya terhubung oleh satu kata: Palestina. Cinta yang kian bersemi lantas gugur ditelan sunyi. Karena, di dunia yang hiruk-pikuk menajamkan perbedaan, cinta mereka sebuah kemustahilan.

Tetapi hati Omar tak berhenti memanggil Anais.
Sebagaimana hatinya tak berhenti memanggil Palestina.


Kesan pertama setelah menutup halaman terakhir novel ini adalah bahwa buku ini bagus… dan ngga mudah. Mungkin karena karakter-karakternya adalah orang-orang terpelajar yang  membahas teologi, lalu Islam di Timur Tengah, lalu tentang Palestina dengan pendekatan perdamaian dan intelektual. Continue reading “#169 Pelangi Musim Semi”